Stephen Curry, pebasket asal SF Bay Area, berpose bersama tim tenis meja putri di Olimpiade Paris 2024. Wajah AS yang sesungguhnya (sumber: tangkapan layar Instagram)
Tidak terasa hari ini tepat 10 tahun sejak kami melangkah keluar dari EVA28 dan menginjakkan kaki di Amerika Serikat.
Sampai hari ini, kami bersyukur bahwa negara yang sama sekali asing ini bisa menerima kami; begitu pula sebaliknya kami bisa menyesuaikan diri dan merasa nyaman tinggal di sini.
Tentu pertanyaannya, mengapa kami betah?
Untuk menjawabnya, mari berkilas-balik ke Olimpiade Paris 2024 lalu. Ada satu meme/lelucon yang viral tentang tim tenis meja AS.
Meme (yang cukup rasis) tersebut didasarkan pada kesalahpahaman umum bahwa asal-usul, ras atau penampilan seseorang menentukan kebangsaannya. “Orang Amerika” haruslah dari ras kaukasia, orang Jepang mesti berwajah Asia Timur, dsb.
Meskipun para atlet pingpong tadi dari keturunan Asia Timur, mereka orang Amerika seutuhnya, lahir dan besar di AS.
Keragaman latar belakang etnis, termasuk orang Asia, Afrika, Hispanik, dan keturunan Eropa, mencerminkan realitas di AS—bahwa masyarakatnya mungkin tidak sama secara penampilan fisik, tetapi mereka disatukan identitas kebangsaan Amerika.
Sejak didirikan, negara ini dibangun di atas konsep kebebasan dan kesempatan, yang telah menarik imigran dari berbagai latar belakang ras, etnis, dan budaya.
Keragaman ini berperan penting dalam menjadikan AS negara yang maju dan inovatif.
Keturunan imigran, tanpa memandang dari mana asal mereka, berkontribusi besar di berbagai bidang. Perpaduan budaya dan perspektif yang berbeda telah menghasilkan solusi kreatif, teknologi mutakhir, dan perkembangan budaya yang dinamis.
Konsep dan gagasan kebangsaan seperti itulah yang membuat kami belum berpikir untuk pindah.
Kami, yang tidak berstatus sebagai warga negara AS, diterima dengan tangan terbuka di sini; disediakan kesempatan yang sama, diperbolehkan untuk berkontribusi, tetapi bebas untuk tetap mempertahankan identitas kami sebagai orang Indonesia.
Rasanya memang sulit bagi kami untuk tidak merasa betah di Amerika Serikat.